Berkata Ibnu Rajab dalam Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam hal. 369 (Tahqiq Thoriq
bin ‘Iwadhullah) : “Ini diriwayatkan secara marfu’ dari hadits Jabir
dengan sanad yang lemah, dan lafazhnya :
قَدِمْتُمْ مِنَ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ
الْأَكْبَرِ قَالُوْا وَمَا الْجِهَادُ الْأَكْبَرُ قَالَ مُجَاهَدَةُ
الْعَبْدِ لِهَوَاهُ
“Kalian datang dari jihad kecil menuju jihad besar. (Mereka) berkata
: “Apakah jihad besar itu ?”. beliau menjawab : “Jihadnya seorang hamba
melawan hawa nafsunya”.”
For my self (off course) and friends : All about Religion, Education, Politics, and Life.
My Blog List
Friday, June 29, 2012
Wednesday, June 27, 2012
Ternyata Hadits ''Ya Allah Berkahi Kami di Rajab dan Syaban'' Dhaif!!
Al-Hamdulillah, segala puji untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan kami kepada Ramadhan."
Ini adalah doa yang paling masyhur
dibaca pada bulan Rajab. Tidak hanya sekali, tapi berulang-ulang. Bahkan
di tempat tinggal penulis, ia dijadikan sebagai puji-pujian sesudah
adzan.
Para penceramah yang membawakan doa ini
memperkuatnya dengan menyebutkan sumbernya dan perawi yang
mengeluarkannya. Namun demikian, apakah hadits ini bisa dipegang dan
dijadikan hujjah menurut ulama ahli hadits?
Sya'ban: Bulan Mulia yang Sering Dilalaikan Manusia
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Saudaraku,
kaum muslimin! Bulan Rajab telah berlalu meninggalkan kita. Sya'ban
telah datang menggantikannya. Sedangkan Ramadhan sudah berada di depan
menunggu giliran. Maka sungguh beruntung orang yang mengisi hidupnya
untuk beribadah terutama pada bulan-bulan yang mulia. Terus beristi'dad
(bersiap diri) menyambut bulan penuh berkah dan pahala besar dengan
puasa dan amal shalih lainnya.
Pada
dasarnya seluruh bulan, tahun, siang dan malam, semuanya adalah waktu
untuk beribadah dan beramal shalih. Sementara takdir dan ajal kematian
tetap berjalan pada waktu-waktu tersebut. Hanya saja takdir dan ajal
bagi masing-masing insan tak ada yang tahu kecuali Dzat Yang
menetapkannya. Maka orang beruntung adalah yang memperhatikan siang dan
malamnya untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan amal shalih.
Harapannya, semoga saat ajal datang menjemput ia menjadi orang beruntung
yang menutup umurnya dengan husnul khatimah. Sehingga ia aman dari
siksa kubur dan selamat dari jilatan api neraka di akhriat. Dan
sesungguhnya Allah tidak menjadikan perintah beramal bagi seseorang usai
dan berhenti kecuali dengan kematian.
Saturday, June 2, 2012
Muhdatsat (Perkara yang Diada-adakan) di Bulan Rajab
Al-hamdulillah, segala puji bagi Allah.
Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulullah, penutup para nabi
dan Rasul, beserta keluarga dan para sahabatnya. . .
Kaum muslimin mengetahui bahwa bulan Rajab termasuk salah satu dari bulan-bulan haran yang Allah sebutkan dalam firman-Nya,
إِنَّ
عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ
اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ
حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada
sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu
dalam bulan yang empat itu." (QS. Al-Taubah: 36)
Subscribe to:
Posts (Atom)